“Sebaiknya menjaga dirimu bersih dan cemerlang, kamu
adalah jendela melalui mana kamu melihat dunia “ (Ilustrasi dari Aristoteles)
Apa itu paradigma ?
Pengertian umum paradigma
adalah cara kita “melihat” dunia berkaitan dengan persepsi, mengerti dan menafsirkan.
Paradigma seperti
kacamata.
Kalau kita memiliki paradigma yang tidak lengkap
tentang diri sendiri atau kehidupan pada umumnya. Itu sama halnya kita memakai
kacamata yang keliru ukurannya.
Lensa kacamata itu akan mempengaruhi bagaimana kita melihat
sesuatu.
Paradigma tentang diri sendiri dan orang lain
Paradigma tentang diri sendiri yang lemah atau negatif,
misalnya : kita mempersepsikan diri kita
sebagai seorang penakut. Persepsi ini akan mengarahkan seluruh perilaku
kita menjadi seorang penakut. Akibatnya
persepsi ini dapat dilihat dalam tindak-tanduk kita seperti enggan tampil di
depan umum, selalu ragu-ragu untuk mencoba sesuatu yang baru dan menantang.
Paradigma ini akan membuat kita sulit
berkembang atau berubah.
No man is an Island
( manusia kita tidak hidup seorang diri )
Salah satu yang menyulitkan hidup dengan orang lain
yaitu cara pandang kita mengenai orang lain. Seringkali persepsi kita dibentuk
oleh kesan-kesan, khususnya kesan pertama kita. (kesan itu biasanya sangat
khusus dengan informasi yang terbatas dan tidak lengkap ) oleh karena
seringkali menyesatkan karena tidak tepat.
Bagaimanakah Paradigma tentang kehidupan itu ?
“ Kalau siapa saya adalah tergantung pada apa yang
saya punya , dan apa yang saya punya sudah hilang, siapakah saya ini ? “
Apa yang kita anggap paling penting bagi diri kita
akan menjadi paradigma kita, kacamata kita atau pusat kehidupan kita.
Pusat
kehidupan remaja misalnya : teman, idola,
prestasi, orang tua, hobi, barang tertentu.
Walaupun semuanya itu baik, tetapi bila pusat kehidupan kita ada pada hal-hal tersebut
hidup kita akan mudah kacau
Kelemahan
paradigma yang berpusat pada teman ( idola )
Mempunyai
banyak teman memang baik , tapi menjadi pusat hidup kita ? Tidak karena
sesekali mereka pasti berubah, sesekali
mereka tulus, kadang ngegosipin kita di belakang, jika mempunyai teman baru
yang lebih dari kita dia akan melupakan
kita.
Selain
itu anda akan cenderung kompromi , mengkompromikan standar-standar hidup anda
dan mengubahnya setiap saat demi menyesuaikan diri dengan teman anda
Paradigma
yang berpusat pada harta benda
Mengejar
prestasi dan memiliki barang tercanggih tidak ada salahnya, tapi kita tidak
boleh memusatkan hidup kita pada barang-barang yang pada akhirnya tidak abadi.
Kepercayaan
diri harus dibangun dari dalam diri kita, bukan dari luar diri kita, dari kualitas hati kita, bukan
kuantitas atau banyaknya barang, gelar, prestasi yang kita miliki
Adakah Pusat Lain yang Mungkin ?
Ada
yaitu prinsip-prinsip
Jika
paradigma kita berpusat pada prinsip-prinsip maka hidup kita menjadi lebih
efektif.
Mengapa
bisa demikian ?
Karena
prinsip mengatur efektifitas manusia.
Pripsip
adalah pedoman perilaku yang terbukti mempunyai nilai langgeng , sifatnya
mendasar tidak dapat disangkal karena sudah jelas dengan sendirinya, juga tidak
pernah gagal.
Prinsip-prinsip
sejati yang bisa kenali :
Pelayanan
itu prinsip
Kasih
itu prisip
Kerja
keras kunci sukses dalam hidup itu prinsip.
Keadilan
itu prinsip
Kejujuran
itu prinsip
Tanggungjawab
itu prinsip
Keseimbangan itu prinsip
Mendahulukan prinsip dalam hidup
a) Hidup menjadi lebih stabil
b) Tanpa kita cari-cari kita akan memiliki banyak teman.
c) Kunci menjadi orang yang memiliki karakter.
a) Hidup menjadi lebih stabil
b) Tanpa kita cari-cari kita akan memiliki banyak teman.
c) Kunci menjadi orang yang memiliki karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar