Senin, 01 Juli 2013

PARADIGMA DIRI dan PRINSIP



“Sebaiknya menjaga dirimu bersih dan cemerlang, kamu adalah jendela melalui mana kamu melihat dunia “ (Ilustrasi dari Aristoteles)

Apa itu paradigma ?
Pengertian umum paradigma adalah cara kita “melihat” dunia berkaitan dengan persepsi, mengerti dan menafsirkan.
Paradigma seperti  kacamata.
Kalau kita memiliki paradigma yang tidak lengkap tentang diri sendiri atau kehidupan pada umumnya. Itu sama halnya kita memakai kacamata yang keliru ukurannya.
Lensa kacamata itu akan mempengaruhi bagaimana kita melihat sesuatu.

Paradigma tentang diri sendiri dan orang lain
Paradigma tentang diri sendiri yang lemah atau negatif, misalnya : kita  mempersepsikan diri kita sebagai seorang penakut. Persepsi ini akan mengarahkan seluruh perilaku kita  menjadi seorang penakut. Akibatnya persepsi ini dapat dilihat dalam tindak-tanduk kita seperti enggan tampil di depan umum, selalu ragu-ragu untuk mencoba sesuatu yang baru dan menantang. Paradigma ini akan membuat kita sulit  berkembang atau berubah.

No man is an Island ( manusia kita tidak hidup seorang diri )
Salah satu yang menyulitkan hidup dengan orang lain yaitu cara pandang kita mengenai orang lain. Seringkali persepsi kita dibentuk oleh kesan-kesan, khususnya kesan pertama kita. (kesan itu biasanya sangat khusus dengan informasi yang terbatas dan tidak lengkap ) oleh karena seringkali menyesatkan karena tidak tepat.

Bagaimanakah Paradigma tentang kehidupan itu ?
“ Kalau siapa saya adalah tergantung pada apa yang saya punya , dan apa yang saya punya sudah hilang, siapakah saya ini ? “

Apa yang kita anggap paling penting bagi diri kita akan menjadi paradigma kita, kacamata kita atau pusat kehidupan kita.
  Pusat kehidupan remaja misalnya : teman, idola,  prestasi, orang tua, hobi, barang tertentu.
  Walaupun  semuanya itu baik, tetapi bila pusat  kehidupan kita ada pada hal-hal tersebut hidup kita akan mudah kacau

Kelemahan paradigma yang berpusat pada teman ( idola )
  Mempunyai banyak teman memang baik , tapi menjadi pusat hidup kita ? Tidak karena sesekali mereka  pasti berubah, sesekali mereka tulus, kadang ngegosipin kita di belakang, jika mempunyai teman baru yang lebih dari kita  dia akan melupakan kita.
  Selain itu anda akan cenderung kompromi , mengkompromikan standar-standar hidup anda dan mengubahnya setiap saat demi menyesuaikan diri dengan teman anda

Paradigma yang berpusat pada harta benda
  Mengejar prestasi dan memiliki barang tercanggih tidak ada salahnya, tapi kita tidak boleh memusatkan hidup kita pada barang-barang yang pada akhirnya tidak abadi.
  Kepercayaan diri harus dibangun dari dalam diri kita, bukan dari luar diri kita, dari kualitas hati kita, bukan kuantitas atau banyaknya barang, gelar, prestasi yang kita miliki


Adakah Pusat Lain yang Mungkin ?
  Ada yaitu prinsip-prinsip
  Jika paradigma kita berpusat pada prinsip-prinsip maka hidup kita menjadi lebih efektif.
  Mengapa bisa demikian ?
  Karena prinsip mengatur efektifitas manusia.
  Pripsip adalah pedoman perilaku yang terbukti mempunyai nilai langgeng , sifatnya mendasar tidak dapat disangkal karena sudah jelas dengan sendirinya, juga tidak pernah gagal.

Prinsip-prinsip sejati yang bisa kenali :
  Pelayanan itu prinsip
  Kasih itu prisip
  Kerja keras kunci sukses dalam hidup itu prinsip.
  Keadilan itu prinsip
  Kejujuran itu prinsip
  Tanggungjawab itu prinsip
  Keseimbangan  itu prinsip

Mendahulukan prinsip dalam hidup  
a) Hidup menjadi lebih stabil
b) Tanpa kita cari-cari kita akan memiliki banyak teman.
c) Kunci menjadi orang yang memiliki karakter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar